Alim Minum,Alim Main,Alim Judi,Alim Narkoba,Alim maling

Jumat, 16 Juni 2017

Dalil ucapan menjelang akhir bulan ramadhan

 Dalil ucapan menjelang akhir bulan ramadhan

Postingan kali ini menguraikan selintas mengenai dalil ucapan menjelang akhir bulan ramadhan. Sebuah dalil kritis terhadap kebiasaan dan budaya di kalangan mayoritas umat Islam di Indonesia dari segi tinjauan dalil hadits Rasulullah.
Doa 10 hari terakhir bulan Ramadhan mengharap Malam Lailatul Qadar
Dalil pada Doa akhir Ramadhan bersumber dari hadits nabi yang diriwayatkan oleh Siti ‘Aisyah dalam rangka mengharapkan Lailatul Qadar. Ajaran yang telah diberikan oleh Nabi memerintahkan doa seperti di bawah ini.
Bacaan doa akhir Ramadhan ini berdasarkan hadits sohih yang semestinya dilakukan oleh setiap muslim untuk mengharap lailatul qadar dengan memohon ampun kepada Allah Swt..

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ الضُّبَعِيُّ عَنْ كَهْمَسِ بْنِ الْحَسَنِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِي اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Sulaiman Adh Dhuba’i dari Kahmas bin al-Hasan dari Abdullah bin Buraidah dari Aisyah ia berkata, “Wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui malam apakah lailatul qadar, apakah yang aku ucapkan padanya?” Beliau mengatakan, “Ucapkan: Allaahumma innaka ‘afuwwun kariimun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Ampunan dan Maha Pemurah, Engkau senang memberikan ampunan, maka ampunilah aku).” Abu Isa berkata, “Hadis ini adalah hadis hasan sahih. (H.R. Tirmidzi 3435 diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah 3840, Ahmad 24215, 24320, 24322, 24330, 24559, dan 25018)
Redaksi dari do'a dari dalil hadits Rasul tersebut adalah sebagai berikut :
 اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Selain do'a menjelang akhir di malam 10 hari terakhir Ramadhan ada juga dalil-dalil amaliyah ibadah lain terkait hal itu. Berikut dalil ucapan menjelang akhir bulan ramadhan pada hadits lain untuk permasalahan meminta maaf ketika ‘iedul fithri: mari kaum muslim untuk melihat beberapa riwayat dan perkataan para ulama:

Imam Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah, seorang ulama hadits dan besar madzhab syafi’iyyah berkata:
وروينا في المحامليات بإسناد حسن عن جبير بن نفير قال كان أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا التقوا يوم العيد يقول بعضهم لبعض تقبل الله منا ومنك
“Diriwayatkan kepada kami di dalam kitab Al Muhamiliyat, dengan sanad yang hasan (baik) dari Jubair bin Nufair, beliau berkata: “Senantiasa para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika bertemu pada hari ‘ied, sebagian mereka mengatakan kepada yang lain: “Taqabbalallahu minna wa minka” (semoga Allah menerima amal ibadah dari kita dan dari anda). lihat kitab Fath Al Bari 2/446. Dalil hadits ucapan hari raya.
Dan Ibnu Qudamah (seorang ahli fikih dari madzhab hanbali) rahimahullah menukilkan dari Ibnu ‘Aqil tentang memberikan selamat pada hari ‘ied, bahwasanya Muhammad bin Ziyad berkata: “Aku bersama Abu Umamah Al Bahili (seorang shahabat nabi) radhiyallahu ‘anhudan selainnya dari para shahabat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka jika pulang dari shalat ‘ied berkata kepada sebagian yang lain: “Taqabbalallahu minna wa minka”. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullahberkata: “sanad hadits Abu Umamah adalah sanad yang baik,dan Ali bin Tsabit berkata: “Amu telah bertanya kepada Malik bin Anas rahimahullah akan hal ini dari semenjak 35 tahun yang lalu, beliau menjawab: “Masih saja kami mengetahui akan hal itu dilakukan di kota Madinah”. Lihat Kitab Al Mughni 3/294.

Dan Imam Ahmad rahimahullah: “Tidak mengapa seseorang mengatakan kepada orang lain pada hari ‘ied: “Taqabbaalallahu minna wa minka”.

Harb berkata: “Imam Ahmad rahimahullah ditanya tentang perkataan orang-orang di hari ‘ied (‘iedul fithri atau ‘iedul adhha) “Taqabbalallahu minna wa minkum, beliau menjawab: tidak mengapa akan hal tersebut orang-orang syam meriwayatkan dari shahabat nabi Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu. lihat kitab Al Mughni 3/294

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Adapun memulai mengucapkan selamat pada hari ‘ied adalah bukan merupakan sunnah yang diperintahkan dan juga bukan sesuatu yang dilarang, maka barangsiapa yang melakukannya ia mempunyai pekerjaan yang dijadikan sebagai tauladan dan kalau ada yang meninggalkan ia juga mempunyai orang yang dijadikan sebagai teladan. wallahu a’lam”. lihat kitab Majmu’ Al Fatawa 24/253

Dari penjelasan di atas semoga bisa dipahami bahwa mengkhususkan meminta maaf pada hari ‘ied bukan merupakan pekerjaan para shahabat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam radhiyallahu ‘anhum, akan tetapi yang mereka lakukan adalah mendoakan satu dengan yang lainnya sebagaimana penjelasan di atas dan ini yang paling baik dilakukan oleh kaum muslimin.

Terakhir saya akan sebutkan sebuah perkataan indah dari Abdullah bin Mas’ud (seorang shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) radhiyallahu ‘anhu:
عن ابن مسعود – رضي الله عنه – قال : «مَن كانَ مُسْتَنًّا ، فَلْيَسْتَنَّ بمن قد ماتَ ، فإنَّ الحيَّ لا تُؤمَنُ عليه الفِتْنَةُ ، أولئك أصحابُ محمد – صلى الله عليه وسلم – ، كانوا أفضلَ هذه الأمة : أبرَّها قلوبًا ، وأعمقَها علمًا ، وأقلَّها تكلُّفًا ، اختارهم الله لصحبة نبيِّه ، ولإقامة دِينه ، فاعرِفوا لهم فضلَهم ، واتبعُوهم على أثرهم ، وتمسَّكوا بما استَطَعْتُم من أخلاقِهم وسيَرِهم ، فإنهم كانوا على الهُدَى المستقيم».
”Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Barangsiapa yang bersuri tauladan maka hendaklah bersuri tauladan dengan orang yang sudah meninggal, karena sesungguhnya orang yang masih hidup tidak aman dari tertimpa fitnah atasnya, merekalah para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka adalah orang-orang yang termulia dari umat ini, yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya dan paling sedikit untuk berbuat yang mengada-ngada, Allah telah memilih mereka untuk bershahabat dengan nabiNya, untuk menegakkan agamaNya, maka ketauhilah keutamaan mereka yang mereka mililki, ikutilah jalan-jalan mereka, dan berpegang teguhlah semampu kalian akan budipekertibudi pekerti mereka dan sepak terjang mereka, karena sesungguhnya mereka diatas petunjuk yang lurus”.diriwayatkan dengan sanadnya oleh Ibnu Abdil Barr di dalam Kitab Jami’ bayan Al ‘Ilmi wa Ahlih (2/97) dan disebutkan oleh Ibnu Atsir di dalam Jami’ Al Ushul Fi Ahadits Ar Rasul (1/292).
Demikian mengenai dalil dan do'a ucapan menjelang berakhir bulan ramadhan.
Informasi lain tentang kumpulan kalimat gaul terkait hari raya yaitu rangkaian kata puisi lebaran terbaru untuk sarana referensi berbagi bacaan curhat atau pesan anda.

Dalil Ucapan Lebaran Hari Raya Idul Fitri


Dalil Ucapan Lebaran Hari Raya Idul Fitri

Berdasarkan keterangan paling sohih bersumber dari dalil Hadits Nabi Nabi ternyata ucapan do'a di hari raya 'idul fithri bukanlah yang umumnya sering kita dengar di Indonesia, yakni "minal 'aidzin wal faidziin".


Sunnah Rasululloh patut ditiru oleh setiap umat Islam termasuk dalam hal kata-kata atau ucapan yang harus disampaikan sesama saudara seiman. Selain itu pula seharusnya dalam hal ucapan perlu disadari alias dimengerti apa sebenarnya makna dibalik yang disampaikan tersebut, termasuk ucapan doa lebaran di hari Raya.

Berdasarkan kitab Al-Muhamiliyat dengan sandaran sanad kategori hasan Imam Al-Hafidz Ibn Hajar menjelaskan bagaimana kebiasaan para sahabat ketika di hari raya pada zaman Rasulullah SAW. Jubair bin Nufair mengatakan bahwa :
كان أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا التقوا يوم العيد يقول بعضهم لبعض تقبل الله منا ومنك
Artinya : Telah terbukti bahwa para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika bertemu pada hari ‘ied, sebagian mereka mengatakan kepada yang lain: “Taqabbalallahu minna wa minka” (semoga Allah menerima amal ibadah dari kita dan dari anda). Sumber kitab Fath Al Bari 2/446
Kebiasaan yang dilakukan para sahabat Rasul tentunya perlu diikuti oleh kaum muslimin sekarang. Dan ucapan do'a yang biasa disampaikan kepada sesama mukmin lainnya itu saat pulang dari shalat ‘ied berkata kepada sebagian yang lain: “Taqabbalallahu minna wa minka”.

Sumber lain yang dapat kita ambil landasan dalil terkait ucapan lebaran hari raya yang sohih berlandaskan keterangan hadits sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullahberkata: “sanad hadits Abu Umamah adalah sanad yang baik,dan Ali bin Tsabit berkata: “Amu telah bertanya kepada Malik bin Anas rahimahullah akan hal ini dari semenjak 35 tahun yang lalu, beliau menjawab: “Masih saja kami mengetahui akan hal itu dilakukan di kota Madinah”. Lihat Kitab Al Mughni 3/294.

Sementara itu budaya tradisi ucapan dengan kata MINAL 'AIDZIN WAL FAIDZIN dengan arti MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN sangat tidak berdasar pada dalil Naqli yang jelas. Namun apabila dibahas dari segi arti bahasa kurang lebih penjelasannya seperti begini :

Dikalangan masyarakat dan media Televisi berjuta juta muslim di indonesia sering mendengar kata ini digandengkan dengan kata 'Mohon maaf lahir batin' sehingga kurang lebih Begini:
  • Min, Artinya “termasuk”.
  • Al-aidin, Artinya”orang-orang yang kembali”
  • Wa, Artinya “dan”
  • Al-faidzin, Artinya “ menang”.
Jadi makna arti dari kata "Minal Aidin Wal Faidzin" jika dipaksakan diterjemahkan kedalam kai'dah tata bahasa Arab - Indonesia yang benar adalah “Termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan ramadhan) sebagai orang yang menang”. Artinya begitu rancu bukan?

Budaya kaum muslimin di Arab ucapan yang disampaikan ketika menyambut hari Idul Fitri (yang mengikuti teladan nabi Muhammad Saw) adalah "Taqabbalallahu minna waminkum", Kemudian menurut riwayat ucapan nabi ini ditambahkan oleh orang-orang dekat jaman Nabi dengan kata-kata"Shiyamana wa Shiyamakum", yang artinya puasaku dan puasamu, sehingga kalimat lengkapnya menjadi "Taqabbalallahuminna wa minkum, Shiyamana wa Shiyamakum" (Semoga Alloh menerima amalan puasa saya dan Kamu).

Dari Riwayat tersebut Dan seperti keterangan keterangan yg dipaparkan yang benar adalah dari “Taqabbalallahu… sampai … shiyamakum”. tidak satu pun menyatakan ada istilah Minal Aizin wal Faidzin. Atau Tanpa minal Aidin wal faidzin.

Jadi mengucapkan Minal Aidin wal Faizin, jika kita mengucapkannya dengan niat ingin mencontoh kebiasaan Rosulullah/Ittiba’qauly, jatuhnya bisa menjadi Bid’ah, tapi kalau niatnya hanya untuk “Ingin mendoakan sesama Saudara seiman”, mudah-mudahan tidak salah.
Namun sebagaimana landasan yang jelas tentang Dalil hadits ucapan lebaran hari raya selayaknya kita ucapkan : "TAQOBBALALLOHU MINNA WA MINKUM". 
Selamat berlebaran di hari raya yang bahagia ini, dan jangan lupa untuk membaca analisis hadits shaum syawal pada situs ini.

Rabu, 14 Juni 2017

Ramadhan , Peningkatan Ukhuwah


Ramadhan, Momentum Peningkatan Ukhuwah

Bulan Ramadan disebut bulan penuh berkah, penuh ampunan Allah. Di bulan Ramadan, ada sejumlah kegiatan ibadah yang bisa meningkatkan ta'aruf dan syariat ibadah diantaranya ramadhan meningkatkan ukhuwah di antara sesama muslim. Di antara kegiatan ibadah bersama yang dapat meningkatkan jalinan persaudaraan antara umat Islam itu diantaranya :

Pertama, shaum itu sendiri. Selama menunaikan saum kita bisa merasakan bagaimana haus dan dahaga selama satu bulan. Jika bukan karena dasar keimanan tentu hal itu cukup memberatkan. Perasaan lapar dan haus itu akan membangkitkan kesadaran akan kelaparan dan kehausan yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang fakir dan miskin, yang bukan hanya dalam waktu satu bulan, tapi mungkin setiap hari.


Kesadaran itu akan mendorong untuk mau berbagi rizki dengan mereka dalam bentuk zakat, infak dan sedekah. Ini akan lebih memper-erat hubungan baik antara si kaya dengan si miskin., disamping tentu bersedekah di bulan Ramadan memiliki nilai istimewa, seperti dinyatakan dalam hadits riwayat at-Tirmidzi bahwa seutama-utamanya sedekah, adalah sedekah di bulan Ramadan. 
Kedua, shalat Tarawih berjamaah meningkatkan persaudaraan. Salat Tarawih bisa dilaksanakan munfarid atau sendirian, tapi lebih utama dilaksanakan berjamaah. Imam Ahmad pernah ditanya oleh muridnya tentang mana yang lebih utama tarawih sendirian atau berjamaah. Beliau menjawab : berjamaah dengan imam lebih utama. Ketika ditanyakan dasarnya. Beliau menjelaskan bahwa ketika Rasulullah saw mengimami salat tarawih sampai lewat tengah malam, ada sahabatnya yang usul agar diteruskan salat, mungkin tidur juga tanggung. Nabi saw menjawab tidak usah, karena barangsiapa yang salat tarawih bersama imam (berjama'ah) sampai selesai, maka sesisa malam yang tidak dipakai tarawih, akan diberi pahala salat tarawih.

Ketiga, menyediakan makanan buat berbuka orang-orang yang shaum, baik untuk keluarga, atau yang lainnya, terutama bagi kaum du'afa. (fakir, miskin, aitam). Caranya bisa diantar ke rumah mereka, atau disediakan di mesjid atau diundang ke suatu tempat lainnya. Amalan ini memiliki keutamaan seperti yang dijelaskan Nabi saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah yang menyatakan bahwa barangsiapa yang menyediakan buka bagi orang yang saum akan mendapatkan ampunan Allah. Kemudian dalam hadits riwayat Imam Ahmad dinyatakan bahwa barangsiapa yang menyediakan buka buat orang yang saum, maka ia akan mendapatkan pahala sebesar pahala orang-orang yang saum yang disediakan buka olehnya.

Keempat, Tadarus bersama-sama, Selama bulan Ramadan kita dianjurkan untuk lebih memperbanyak tadarus al-Qur'an, seperti yang dilakukan oleh Nabi saw bersama malaikat Jibril. Kegiatan tadarus ini bisa dilakukan dalam bentuk membaca dan memahami al-Qur'an baik sendiri-sendiri atau bersama-sama di mesjid atau tempat lainnya, atau dalam bentuk halakoh, kultum, kuliah subuh, ceramah tarawih, diskusi, dsb.

Kelima, I'tikaf bersama di mesjid. Pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan Nabi saw bersama sahabatnya biasa menjalankan I'tikaf, yakni berdiam diri di mesjid, untuk memperbanyak tadarus dan kegiatan ibadah lainnya.

Kegiatan-kegiatan ibadah yang dilakukan secara jama'i berkelompok, baik itu I'tikaf, tadarus, buka shaum, tarawih, ini merupakan momentum untuk lebih memperluas ta'aruf dan lebih memperkokoh solidaritas dan ukhuwah di antara sesama muslim. Semoga.

Demikian artikel menarik membahas bulan suci Ramadhan dengan judul tema Shaum momentum peningkatan ukhuwah yang ditulis oleh KH. Drs. Shiddiq Amien, MBA Allohu yarham, beliau mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat PERSIS.
Terima kasih telah berkunjung dan anda dapat membaca tulisan menarik lain dengan judul kedudukan hadits doa menyambut ramadhan yang harus anda ketahui.

Minggu, 04 Juni 2017

Hukum Puasa Wanita


Hukum Puasa Wanita yang Tidak Berjilbab, Tidak Diterimakah? 



  Hukum Puasa Wanita yang Tidak Berjilbab - Puasa merupakan gelanggang untuk melatih dan mengendalikan nafsu, baik yang bersumber dari perut (makan dan minum) maupun kemaluan (jima’ di siang hari). Sebab memang tujuan puasa adalah membentuk manusia bertaqwa kepada Allah swt (lihat surat al-Baqarah: 183) dan salah satu bentuknya adalah tidak melanggar batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh-Nya (lihat surat al-Baqarah: 187). Sebab memang nafsu perut dan kemaluan seringkali menjadi pemicu seseorang melanggar apa yang sudah menjadi keketapan Allah swt.


Meskipun tujuan puasa sudah Allah utarakan dengan gamblang dan jelas, namun masih banyak kita dapati sebagian kaum muslimin belum sepenuhnya tunduk pada perintah-Nya. Salah satu fenomena yang sering kita dapati adalah muslimah yang tidak mengenakan jilbab dalam keseharian, baik ketika puasa (Ramadhan) atau tidak. Hal ini patut menjadi renungan bersama sebab jilbab hukumnya wajib bagi setiap perempuan yang sudah baligh.

 Pembahasan kali ini adalah pemaparan tentang wanita yang berpuasa (Ramadhan) namun tidak mengenakan jilbab. Sebelum membahas soal pandangan hukum (fikih) tentang puasa wanita muslimah yang tidak mengenakan hijab, terlebih dahulu akan kami paparkan hukum mengenakan hijab bagi wanita muslimah.


Jilbab hukumnya wajib bagi kaum muslimah yang sudah mencapai usia aqil baligh dan hal ini telah disepakati oleh seluruh ulama. Adapun yang masih menjadi perselisihan adalah terkait dengan muka dan telapak tangan; apakah boleh ditampakkan atau harus ditutup. (Pembahasan selengkapnya lihat Jilbab al-Mar’ah al-Muslimah karya syakih al-Albani).


Adapun dalil yang menerangkan tetang wajibnya jilbab adalah sebagai berikut:



يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا


“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah meeka menutupkan jilbabnya (sejenis baju kurung yang lebar yang dapat menutup kepala, wajah, dan dada) ke seluruh rubuh mereka.’ Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang [Q.S. al-Ahzab (33): 59].”



قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah meereka menghenyakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung [Q.S. an-Nur (24): 30-31].”

Adapun dalil dari as-Sunnah adalah:


عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أُمِرْنَا أَنْ نُخْرِجَ الحُيَّضَ يَوْمَ العِيدَيْنِ وَذَوَاتِ الخُدُورِ فَيَشْهَدْنَ جَمَاعَةَ المُسْلِمِينَ وَدَعْوَتَهُمْ وَيَعْتَزِلُ الحُيَّضُ عَنْ مُصَلَّاهُنَّ قَالَتِ امْرَأَةٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِحْدَانَا لَيْسَ لَهَا جِلْبَابٌ قَالَ لِتُلْبِسْهَا صَاحِبَتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا

“Dari Ummu ‘Athiyyah, ia berkata; Kami diperintahkan untuk mengeluarkan (membawa serta) para wanita haid dan yang sedang dipingit untuk ikut (menghadiri) shalat dua hari raya dan menyaksikan (turut serta) jama’ah kaum muslimin dan doa mereka. Para wanita haid memisahkan diri dari tempat shalat mereka. (Kemudian) seorang perempuan berkata, ‘Wahai Rasulallah, salah seorang dari kami tidak memiliki jilbab.’ Rasul saw menjawab; ‘Hendaklah temannya meminjamkan jilbabnya’
(H.R. al-Bukhari no. 351. Lihat pula al-Mu’jam al-Kabir, XXV: 57, hadits no. 127).”


Berkaitan dengan makna jilbab, Imam al-Qurthubi mengatakan:


قوله تعالى مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ الْجَلَابِيبُ جَمْعُ جِلْبَابٍ وَهُوَ ثَوْبٌ أَكْبَرُ مِنَ الْخِمَارِ وَرُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ وَابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّهُ الرِّدَاءُ وَقَدْ قِيلَ إِنَّهُ الْقِنَاعُ وَالصَّحِيحُ أَنَّهُ الثَّوْبُ الَّذِي يَسْتُرُ جَمِيعَ الْبَدَنِ

“Berkaitan dengan firman Allah, ‘Mengulurkan jilbab mereka’, lafal al-jalabib merupakan bentuk plural dari kata jilbab, yaitu pakaian yang lebih besar dari khimar (kerudung). Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud bahwa jilbab adalah rida’ (selendang). Pendapat lain mengatakan jilbab adalah qina’ (kain yang menutupi wajah). Adapun pendapat yang shahih adalah jilbab merupakan pakaian yang munutupi seluruh badan (Tafsir al-Qurthubi, XIV: 243).”

9 Rahasia hidup sehat Nabi SAW

9 Rahasia hidup sehat Nabi SAW

9 Rahasia hidup sehat Nabi SAW merupakan sesuatu yang perlu dicoba bagi umat Muslim. Kesehatan bisa dibilang tidak ada nilai ukur bandingannya dengan harga apapun, meski punya harta banyak, uang melimpah, punya bisnis yang sukses, namun apabila didera sakit setiap waktu pastilah semuanya tidak ada harganya sama sekali. Ketika sakit, menyembuhkan penyakit dengan obat herbal sangat dianjurkan karena sedikit sekali efek sampingnya. Ketika nikmat tersebut dicabut oleh Allah SWT, maka manusia rela mencari
pengobatan dengan biaya mahal bahkan ke tempat jauh sekalipun.

Rahasia hidup sehat Nabi SAW yang sesuai tuntunan Islam dan Al Quran, sangat sedikit orang yang peduli. Coba lihat mereka yang berbaring di rumah sakit, betapa mereka mengharap sebuah kesembuhan, maka selayaknya manusia selalu bersyukur dengan nikmat sehat tersebut. Nabi SAW menghirup udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain. Sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh.
Kesehatan sering dilupakan, padahal ibarat mahkota indah di atas kepala orang-orang sehat yang tidak bisa dilihat kecuali oleh orang-orang yang sakit. Nabi Muhammad SAW bangun di sepertiga malam dengan menghirup udara segar di waktu subuh. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh.

9 Rahasia Hidup Sehat Nabi SAW

  Kesehatan merupakan aset kekayaan yang tak ternilai harganya. Bila sakit menimpa, maka dengan sendirinya berbagai upaya untuk memenuhi kewajiban pokok akan sulit dilaksanakan. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kesehatan merupakan modal pokok dalam mencapai tujuan. Coba terapkan 9 rahasia hidup sehat Nabi SAW, sebagai berikut:


1. Perawatan Kesehatan dengan Madu

Pola hidup sehat Nabi Muhammad SAW yang pertama adalah beliau membuka menu sarapan dengan segelas air putih dicampur sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al Quran, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakiroh menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sambelit, wasir dan peradangan. Beliau juga menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi.
2. Hidup Sehat dengan Kurma
Pada waktu dhuha, beliau senantiasa mengkonsumsi 7 butir kurma ajwa’ (matang). Beliau bersabda, “Barang siapa makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun”. Hal tersebut terbukti ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar. Racun yang tertelan olehnya kemudian dinetralisir oleh zat-zat terkandung dalam kurma. Seorang sahabat, Bisyir ibu al Barra’ yang ikut makan tersebut akhirnya meninggal, tetapi Rasulullah selamat dari racun tersebut.
3. Menjaga Kesehatan dengan Karbohidrat
Menjelang sore hari, pola makan beliau biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Selain itu, Nabi SAW juga makan karbohidrat seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.
4. Perawatan Kesehatan dengan Sayur-Sayuran
Rahasia hidup sehat Nabi Muhammad SAW berikutnya adalah sayur-sayuran di waktu malam hari. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit. Selain itu, Rasulullah tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna.
5. Menjaga Kesehatan dengan Makanan Halal
Makan sesudah lapar dan berhenti sebelum kenyang termasuk pola hidup sehat Nabi SAW. Pastikan makanan yang didapatkan adalah halal dan baik serta tidak mengandung unsur-unsur yang haram. “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS: Al Maidah: 88). Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara mendapatkannya dan halal barangnya. Sedangkan thayyib berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya atau bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi.

Minggu, 21 Mei 2017

Ternyata Batang Cabe Ada khasiatnya

Pengetahuan kali ini didapat dari sebuah acara makan-makan bersama-sama teman, pengetahuan yang baru saya dapatkan adalah ternyata tangkai batang cabe ada khasiatnya. yaitu yang membuat tidak sakit perut akibat pedasnya sambal, lebih singkatnya batang cabe ini penawar racun pedas.
 
Disetiap acara makan sering yang tidak lupakan adalah sambal, sepengetahuan saya sambal itu penyebab sakit perut mules, seringnya setiap habis makan sambal, sering perut sakit.  Ternyata dengan tangkainya bisa menjadi pencegahnya.
Saya ketahui dari teman saya, berikut kata teman
“ ini rumah makan yang buat sambal pintar, batangnya diikutkan, batang cabe ini yang membuat kita tidak sakit perut setelah makan pedas lho”
Meski batangnya ada khasiat jangan dimakan, cukup di emut saja, atau juga dibiarkan karena sudah diuleg dengan bumbu lainnya jadi sudah tercampur.
Tadinya tidak asal percaya saja apa yang dikatakan teman, untuk memastikan saya cari informasi melalui google ternyata benar juga, ada artikel yang membahas tentang khasiat batang cabe untuk penawar pedas, agar tidak sakit perut (mules).

Cara Menurunkan berat Badan

Lakukan trik ini sebelum tidur malam ini dan hilangkan 1 kg lemak perut besok pagi!






“Mama, kenapa perut mama buncit?” kata sang putri yang berusia 4 tahun...
“Kalau kamu terkena stroke lagi, kamu bisa meninggal,” kata dokter...
“Aku tidak tahan lagi. Aku akan membawa anak-anak dan kami akan pergi,” kata sang suami...
Setelah mendengar komentar mengejutkan dan mematahkan hati ini, rasanya seperti disambar petir... Dia merasa sakit, tidak berharga, tidak penting dan setelah cukup lama menatap bayangannya di cermin, rasa “tidak berharga” itu pun memenuhi dirinya. Dia tidak mau lagi mencoba dan akhirnya menyadarinya – ini adalah waktunya untuk menyerah.
 
Dia bergegas menuruni tangga, menuju garasi, dan naik ke mobil tanpa membawa apa pun kecuali keinginan untuk bunuh diri yang memenuhi pikirannya. Sampai sebuah telepon dari kakaknya menyelamatkan hidupnya dan membawanya menuju terobosan TERBESAR dalam dunia kesehatan dan penurunan berat badan!
Terobosan yang membawa Mia, seorang ibu dari 3 orang anak yang berusia 47 tahun, yang memiliki masalah jantung, diabetes tipe 2, dan bahkan mengalami stroke hingga bisa menghilangkan 1 kg lemak perut dalam semalam. Dan kemudian menghilangkan 5,5 kg lemak dalam satu minggu... dan dalam waktu kurang dari 6 minggu, dia berhasil menghilangkan 26 kg dan bebas dari gejala diabetes tipe 2 dan penyakit berisiko lainnya.
 

Dia tidak membuat dirinya kelaparan untuk menurunkan semua berat badan itu, atau menjalani diet berlebihan atau program kebugaran yang menyiksa seperti yang Anda lihat di iklan...

Yang Mia lakukan hanyalah menggunakan satu trik terobosan semalam ini sebelum tidur setiap hari, dan dalam waktu semalam, dia SEGERA menyadari perutnya lebih rata dan pinggangnya lebih langsing dari kemarin.

Satu malam! Setiap malam, hasilnya terus berlanjut... Dia bangun dengan energi lebih besar setiap paginya, sangat banyak hingga dia melompat turun dari tempat tidur seperti seorang anak kecil di hari Natal untuk menimbang berat badannya dan melihat dirinya kehilangan berat badan lebih banyak dan lebih banyak SETIAP HARI!
Dan akhirnya hidupnya terselamatkan dan Mia menjadi panutan yang membanggakan bagi ketiga putrinya yang cantik.
Jadi, bagaimana saya bisa mengetahui semua ini?
Nama saya Angga, dan saya adalah kakak laki-laki Mia yang meneleponnya saat dia sedang mengendarai mobil setelah memutuskan untuk bunuh diri. Dan sebentar lagi, saya akan menceritakan kepada kalian bagaimana saya menemukan cara untuk menyelamatkan hidup adik saya dan menyingkirkan lemak perut yang menghantuinya sejak dia hamil putri pertamanya. Tapi kalian harus tahu kenapa Mia menjadi obesitas dengan BMI lebih dari 35 dan mengidap diabetes tipe 2 yang biasanya menyebabkan stroke yang memecah keluarga kami.

Seperti yang dapat kalian lihat, semua ini berawal dari Mia yang tidak menyadari efek samping mematikan dari memiliki lemak perut. Jika saat ini kalian memiliki lemak perut yang menonjol dari perut kalian, kalian mungkin saja berisiko mengidap penyakit berbahaya tanpa menyadarinya. Mia juga seperti itu. Dia sama sekali tidak berpikiran ke sana. Saat Mia berusia 40 tahun, segalanya mulai bertambah buruk. Setelah tidak terhitung lagi berapa kali menjadi korban dari kebohongan diet dan industri penurunan berat badan, dia berakhir di posisi di mana dia terus bertambah gemuk, minggu demi mingggu berlalu, perutnya semakin bertambah besar dan besar, dan pada waktu yang bersamaan, tubuhnya menua, jauh lebih tua dari usianya. Dan dia akhirnya menderita diabetes tipe 2 yang tidak disangka karena dalam keluarga kami, tidak ada yang menderita diabetes.
Klik untuk mengetahui trik penurunan berat badan
Keluarga kami terpecah karena kecelakaan tragis ini dan jika kalian memiliki lemak perut 1 ons saja, cerita luar biasa dari Mia ini akan mengubah hidup dan cara pandang kalian tentang kesehatan. Izinkan saya menceritakan kepada kalian cara baru untuk menurunkan berat badan – Green Coffee yang benar-benar menyelamatkan hidup adik saya.

Green Coffee dapat digunakan dengan mudah oleh siapa pun pada usia berapa pun, dan bekerja LEBIH BAIK pada pria dan wanita yang berusia lebih dari 30 tahun karena ada perubahan hormonal tertentu yang terjadi dalam tubuh kalian saat kalian berusia 30 tahun dan kalian akan mendapatkan rahasia terobosan ini untuk memanfaatkan perubahan hormonal ini sehingga kalian bisa menghilangkan lemak perut LEBIH CEPAT dari orang yang berusia 20 tahun...

Kapsul ini mudah dikonsumsi. Cukup diminum setiap hari sebelum tidur dan kalian akan melihat perbedaannya keesokan harinya! Perusahaan besar yang menjual obat-obat penurunan berat badan tidak akan menyukai jika saya membagikan informasi ini di internet karena jumlah uang mereka yang akan hilang setiap kali seseorang membaca artikel ini. Ini akan mengungkap semua kebohongan mereka. Bahkan perusahaan farmasi besar juga tidak akan menyukai informasi ini karena Green Coffee sudah TERBUKTI membantu mengobati diabetes tipe 2 tanpa menggunakan obat-obatan yang sangat mahal. Tetapi hal #1 yang akan dibenci semua perusahaan besar ini adalah bagaimana mudah dan sederhananya cara ini. Saat kalian bangun besok pagi, kalian akan sangat terkejut dan mengira mata kalian membohongi kalian.

Rabu, 17 Mei 2017

Hakikat, Cara Bersalaman-Berjabat Tangan yang Islami

Hakikat, Cara Bersalaman-Berjabat Tangan yang Islami


Berjabat tangan Atau Bersalaman seringdilakukanantara satu orang dengan orang yang lain. Namun, apa sebenarnya arti hakikat dari bersalaman atau berjabat tangan dari sudut pandang syariat ajaran Islam? Apa pahala atau manfaat yang diberikan Allah dari berjabat tangan/bersalaman berjabat tangan? Bagaimana cara bersalaman yang benar antara sesama jenis dan berlawanan jenis atau bukan muhrim?

"Redmore"

Berikut ini adalah penjelasan tentang hakikat dari bersalaman/berjabat tangan berdasar syariat islam, manfaat dan pahalanya serta cara berjabat tangan yang benar sesuai dengan dalil hadits Nabi Muhammad saw.

Pahala dan manfaat bersalaman

Berjabat tangan mempunyai arti dan manfaat yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Bersalaman adalah merupakan suatu tanda atau simbol dari tanda kemesraan, dan penghormatan di antara sesama manusia sehingga dari bersalaman ini akan berdampak positif pada hubungan antar individu dan dapat tercipta rasa kasih saying, perkenalan, persahabatan, kemesraan.

Di samping itu, selain manfaat secara sosial, dari sudut pandang islami dengan berjabat tangan, maka Allah akan memberikan pahala yang besar yaitu hilangnya dosa-dosa meskipun dosa tersebut seperti buih di lautan. Begitu besar pahala yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang bersalaman sebagaimana dalil sabda Nabi Muhammad saw. yang artinya :

Sesungguhnya seorang muslim itu jika bertemu saudaranya kemudian bersalaman oleh kedua-duanya, maka gugurlah dosa-dosa mereka sebagaimana berguguran daun-daun dari pokok yang kering ditiup oleh angin kencang, melainkan kedua-duanya diampuni semua dosa mereka meskipun banyak seperti buih di lautan. (HR. Thibrani)
 Dari keterangan hadits di atas, memberikan penjelasan bahwa persaudaraan Islam mempunyai peranan penting dan besar dalam pengukuhan suatu bangsa dan masyarakat itu sendiri ke arah persatuan perpaduan kaum secara sehat dan harmoni serta selalu dengan dan dalam keridhaan Allah swt. Meskipun demikian perlu digarisbawahi bahwa bersalaman dengan berjabat tangan hanya diperbolehkan antara perempuan dengan perempuan  dan lelaki dengan lelaki.

Selain itu, ajaran Islam juga memperbolehkan bersalaman atau berjabat tangan antara perempuan Islam dengan perempuan bukan Islam, atau antara lelaki Islam dengan laki-laki yang bukan Islam. Hal ini mempunyai maksud dan tujuan agar tidak ada rasa tersisih atau kecil hati serta bertujuan untuk semata-mata menjalin perpaduan menuju keamanan hidup.

Hukum Bersalaman atara lelaki dengan perempuan.

Dalam Islam melarang keras bersalaman dengan berjabat tangan lelaki dan perempuan yang bukan muhrim atau tidak ada hubungan atau pertalian persaudaraan. Pernyataan tersebut adalah berdasarkan madzhab Syafi’i dan telah diterangkan oleh Sheikh 'Athiah Saqar dari Majlis Fatwa Al-Azhar dengan berdasarkan kaidah dari mazhab Syafi’i: Tidak halal bersalaman antara lelaki dan  perempuan melainkan dengan berlapik. Lapik berarti alas atau alasan yang melapisi kulit tangan.

Keterangan di atas, juga berdasarkan dalil Firman Allah swt. dalam ayat al-Quran Al-Karim yang berbunyi:


أَوۡ لَٰمَسۡتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمۡ تَجِدُواْ مَآءٗ فَتَيَمَّمُواْ صَعِيدٗا طَيِّبٗا

Artinya : atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci). (QS. Al-Nisa': 43)

Mengacu pada firman Allah di atas, dan mengacu pada mazhab Imam Syafi’ii, maka apabila laki-laki bersentuhan dengan wanita tanpa adanya alas, maka batallah wudhunya. Maka dengan demikian hokum bersalaman dengan berjabat tangan atau bersentuhan dengan sengaja adalah haram atau dilarang. Maka, bersalaman dengan berjabat tangan itu tidak boleh kecuali dengan beralas atau berlapik.

Namun, pendapat dari madzhab Imam Hanafi, Imam Maliki dan Hambali berpendapat bahwa bersalaman dengan berjabat tangan itu diperbolehkan apabila hanya sekedar bersalaman antara lelaki dan perempuan yang sekiranya tidak ada keinginan nafsu di antara mereka.

Meskipun tidak ada keinginan nafsu, namun menurut fatwa dari Sheikh Mohd Mutwalli al-Sha'rawi menerangkan bahwa hendaknya tidak diperbolehkan bersalaman antara lelaki dengan perempuan meskipun niatnya adalah hanya sekedar bersalaman saja. Hal ini dikarenakan ini merupakan peraturan dari hukum syara’ ditakuti akan adanya wujud benih-benih keinginan hawa nafsu syahwat melalui antara dua tangan yang berjabat tangan tersebut.

Merujuk buku dari Al-Imam Abi Zakaria Yahya bin Syarafi Al-Nawawi Al-Demsyacli. 1992. halaman 185 s/d 186 dan menurut mazhab Imam Syafi’I, apabila antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya berjabat tangan tanpa lapik maka mereka berdosa. Hal ini karena sentuhan di antara dua tangan yang bukan muhrimnya adalah haram hukumnya sehingga wajiblah mereka untuk beristighfar dan bertaubat memohon ampunan dari Allah swt.

Berhubungan dengan salaman berjabat tangan, apabila dianggap sebagai suatu masalah yang remeh dan ringan dan remeh, sesungguhnya masalah ini adalah berat dan besar di sisi Allah swt. dan dari sudut akhlak orang Islam, terutama di kalangan para remaja karena hal ini akan berdampak yang lebih besar pada kemaksiatan dan mengarah kepada dosa zina apabila sudah melibatkan hawa nafsu. Oleh sebab itu, agar permasalahan ini tidak menjalar pada permasalahan yang lebih berat dan besar maka jalan-jalan yang memicu timbul dam berkembangnya harus dipotong dan dihalangi lebih dahulu.

Berkaitan dengan masalah jabat tangan atau bersalaman ini ditegaskan oleh Rasulullah saw. dalam Hadits: Seandainya ditikam di kepala seseorang kamu dengan sebatang besi adalah lehih baik baginya dari menyentuh kulit wanita yang tidak halal untuk disentuh. (HR. Baihaki)

Sabda Nabi di atas menjelaskan bahwa syariat agama Islam adalah benar-benar tidak memperbolehkan, mencegah dari menyentuh tubuh perempuan atau wanita yang normal, sehat dan sempurna, kecuali dikarenakan karena alas an tertentu seperti penyakit yang memerlukan pertolongan ataupun dengan tujuan untuk mengobati, maka hal seperti ini diperbolehkan dari sisi syariat islam. Hal ini pun dengan catatan hanya seperlunya saja serta disaksikan oleh orang lain yaitu bukan berdua-duaan dan tidak melampaui batasan-seperlunya saja.

Isyarat bersalaman dengan lawan Jenis

Nabi Muhammad saw. selalu memberi salam kepada wanita dengan mengucapkan Assalamu’alaikum serta memberi sebuah isyarat sebagai suatu penghormatan dengan cara mengangkat tangan beliau dan tidak bersalaman dengan berjabat tangan.

Hal tersebut di atas, adalah berdasarkan dalil sabda Nabi saw. yang diceritakan oleh Asma' binti Yazid yang artinya : Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. telah melambai di pekarangan masjid pada suatu hari terdapat sekumpulan kaum perempuan sedang duduk di sisi masjid. Maka Rasulullah s.a.w. mengangkat tangannya sebagai tanda penghormatan dengan mengucapkan kalimat salam.’(HR. Tarmizi)

Demikianlah perbezaan amalan bersalaman antara lelaki dan perempuan namun ganjarannya adalah sama di sisi Allah dengan mendoakan semoga selamat sejahtera, asalkan salam yang diberi itu betul dan ikhlas, Allah sahaja yang membalas.

Dari syariat Islam berdasarkan Kitabullah al-Qur’an dan dalil Hadits Nabi, jelaslah bahwa bersalaman dengan berjabat tangan mempunyai peranan penting. Berjabat tangan atau salaman dengan bersentuhan tangan yang diperbolehkan adalah antara lelaki dengan laki-laki dan antara perempuan dengan perempuan. Berjabat tangan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim hukumnya adalah haram sebagaimana keterangan di atas. Nabi dalam hal ini mengajarkan hanya memberikan isyarat dengan mengangkat tangan sebagai ganti dari bersalaman dengan berjabat tangan

Cara Mencapai Tujuan Hakiki dari Puasa

Cara Mencapai Tujuan Hakiki dari Puasa


Ibadah puasa mempunyai implikasi yang sangat signifikan dalam berbagai hal. Implikasi tersebut berpengaruh positif pada berbagai macam bid...


  Ibadah puasa mempunyai implikasi yang sangatsignifikan dalam berbagai hal. Implikasi tersebut berpengaruh positif pada berbagai macam bidang kehidupan manusia. Hal ini dapat anda baca kembali pada bahasan yang telah lampau mengenai hubungan puasa dengan kesehatan, hubungan puasa dengan kekuatan rohani, hubungan puasa dengankesabaran, hubungan puasa dankebijakan,hubungan antara puasa dan taqwa.
Padakesempataniniajaranislamakanmemaparkantentang hal-hal yang hendaknya diketahui dan menjadi rukun puasa agar puasa yang dijalankan dapat mencapai dampak, implikasi dan sasaran atau tujuan yang diharapkan sesuai dengan maksud dan tujuan puasa yang diinginkan oleh Allah swt.

Puasa adalah ibadah yang sangat istimewa dengan berbagai macam manfaat dan faedah yang dalam perjalanannya dapat menyegarkan kembali baik fisik, mental serta spiritual dari pribadi seseorang yang menjalankannya dengan puasa yang sebenar-benarnya tidak hanya puasa lahir akan tetapi puasa batin. 
Apabila kita mampu menjalankan puasa dengan sebenar-benarnya puasa serta dengan sikap batin yang tangguh serta kuat dan tulus ikhlas, imanan wahtisaban hanya karena Allah swt, niscaya mereka akan memperoleh tujuan akhir dari puasa yang mencapai derajat orang yang taqwa.

Baca juga

Sebagaimana Firman Allah swt. dalam al-Qur’an:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 183)



Cara menjalankan puasa lahir dan batin

Akan tetapi, untuk dapat mencapai tujuan tersebut, seseorang mukmin sudah semestinya menjalankan puasa yang ia jalankan tidak hanya puasa secara lahir saja akan tetapi juga puasa batin.
 Apa yang dimaksud dengan puasa lahir?

Menurut para ahli ilmu fikih, yang dimaksud dengan puasa lahir adalah al-imsak atau menahan diri dari makanan dan minuman dan menahan diri dari melakukan hubungan intim suami-istri yang dimulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat hanya karena Allah swt.

Apa yang dimaksud dengan puasa batin?

Menurut para ahli sufi yang dimaksud dengan puasa batin adalah menahan diri dari segala hal dan perbuatan yang dilarang atau diharamkan oleh Allah swt. Tidak cukup hanya menahan dari hal yang diharamkan, namun juga menahan dari segala apapun yang dapat memalingkan diri seseorang dari mengingat Allah swt.

Menurut pendapat dari Imam Ghazali dan Kess Waaijman dalam Spirituality: form , foundation, method menjelaskan bahwa tingkatan tertinggi dari puasa batin adalah hanya menjadikan Allah swt. sebagai satu-satu Yang Tercinta dan Terkasih. Dengan puasa batin akan dapat mengantarkan seseorang mencapai Esensi Islam yaitu hanya berserah diri secara penuh kepada Allah swt.

Enam Rukun dalam Puasa Batin

Imam al-Ghazali dalam buku Asrar al-Shaum beliau al-Ghazali  menetapkan bahwa dalam puasa batin terdapat enam rukun yang bersifat spiritual dan moral untuk mencapai sasaran puasa yang sebenarnya sehingga puasa yang dijalankan seseorang menjadi puasa yang sah dan diterima oleh Allah swt (al-shihhah, al-maqbul).

Apa saja enam rukun untuk menjalankan puasa batin?

Rukun pertama adalah mensucikan pandangan
 Rukun pertama adalah mensucikan pandangan

http://islamiwiki.blogspot.com/
Hendaknya dalam menjalankan puasa batin adalah senantiasa menjaga dalam artian mensucikan pandangan dari semua hal atau perkara yang dilarang atau diharamkan oleh Allah swt. Istilah ini disebut dengan shaum al-bashar. Mengapa demikian? Pandangan mata seringkali merupakan titik pertama dari keburukan sehingga memandang sesuatu yang diharamkan adalah berbahaya dan dapat menimbulkan keburukan dan kekotoran dalam hati.

Sebagaimana dalil hadits sabda Nabi Muhammad. Saw. : pandangan itu merupakan salah satu anak panah Iblis. (HR. Hakim dari Hudzaifah ibn al-Yaman)
 Rukun kedua puasa batin, mensucikan perkataan

http://islamiwiki.blogspot.com/
Shaum al-lisan atau mensucikan perkataan atau lisan dari perbuatan menggosip, berbohong, dusta serta adu domba. Menurut Imam al-Ghazali, orang yang berpuasa hendaknya menjaga dan memelihara, mensucikan lisan atau perkataannya dan lebih baik diam, kemudian banyak berdzikir dan membaca al-Qur’an.

Dalam dalil hadits Nabi saw.: jangan berkata kotor dan jangan berbuat jahil. (HR. Bukhari, Muslim).
Rukun ketiga adalah mensucikan pendengaran.

http://islamiwiki.blogspot.com/
Shaum al-Sami’ atau puasa pendengaran atau mensucikan telinga (pendengaran) dari mendengar perkataan yang buruk, jelek, dusta dan kebohongan. Orang yang mendengarkan perkataan buruk, dusta dan kebohongan adalah bahwa mereka sama buruknya dengan yang mengatakan kebohongan dan dusta.

Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa orang yang mendengarkan kebohongan adalah sama dengan pemakan riba atau suap. Firman Allah swt. dalam al-Qur’an:

سَمَّٰعُونَ لِلۡكَذِبِ أَكَّٰلُونَ لِلسُّحۡتِۚ

Artinya: Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram. (QS al-M aidah : 42)

لَوۡلَا يَنۡهَىٰهُمُ ٱلرَّبَّٰنِيُّونَ وَٱلۡأَحۡبَارُ عَن قَوۡلِهِمُ ٱلۡإِثۡمَ وَأَكۡلِهِمُ ٱلسُّحۡتَۚ لَبِئۡسَ مَا كَانُواْ يَصۡنَعُونَ

Artinya: Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu. (QS al-M aidah 63 ) .

Rukun keempat Mensucikan anggota tubuh lain.

Dalam puasa batin, selain mensucikan pandangan, lisan, dan pendengaran juga menyucikan anggota badan yang lain. Mensucikan anggota badan yang lain dalam puasa disebut dengan istilah shaum baqiyat al-jawarih). Mensucikan anggota badan yang lain seperti kaki, tangan serta anggota badan yang lain dari perbuatan dan hal-hal yang dilarang untuk dikerjakan serta mensucikan diri dari makan dan minum dari barang-barang yang diharamkan atau dilarang oleh Allah swt.

Rukun kelima menjaga perut

Yang dimaksud menjaga perut disini adalah dengan mengurangi makan yang terlalu kenyang. Karena dengan makan terlalu kenyang adalah bertentangan dengan salah satu tujuan dari puasa yaitu melepaskan dan menghindarkan diri dari nafsu syahwat perut.

Rukun keenam cemas namun tetap penuh harapan.

Untuk mencapai puasa batin hendaknya seseorang senantiasa cemas namun tetap penuh harapan yang artinya adalah selalu optimis bahwa puasa yang dilakukannya akan diterima oleh Allah swt.

Puasa yang kita kerjakan baik puasa sunnah maupun puasa wajib hendaknya tidak hanya puasa secara lahiriyah akan tetapi juga puasa batiniah sehingga tujuan puasa yang hakiki dapat tercapai. Puasa yang benar-benar menjadi penyembuh dan penyegar bagi kebugaran fisik, mental, psikis dan juga spiritual. Dimana tujuan akhirnya adalah agar kita menjadi hamba yang bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa. amiin

Kelahiran Bayi Membawa Potensi Anugerah Ilahi

Kelahiran Bayi Membawa Potensi Anugerah Ilahi

 

Dalam ajaran dan pandangan Islam setiap bayi yang lahir ke dunia adalah suci, bersih, tidak membawa dosa dan aib. Bayi yang baru lahir ke dunia bahkan membawa potensi yang sangat luar biasa, yaitu potensi kebenaran yang dianugerahkan oleh Allah SWT.
Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh firman Allah di dalam Al-Qur’an

"Read More"


  1. Di antara akhlak seorang mukmin adalah baik dalam berbicara, tekun bila mendengarkan, berwajah ceria, dan menepati janji.(HR. Ad-Dailami)
  2. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah : 153)
  3. Sungguh sangat unik perkara orang mukmin, sesungguhnya semua perkaranya adalah baik. Jika ia mendapat kebahagiaan, ia bersyukur dan jika ia mendapat ujian ia bersabar, maka hal itu merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim)
  1. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.(HR. Muslim)
  2. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul (Muhammad) agar kalian diberikan rahmat.” (QS. Ali ‘Imran: 132)
  3. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.(Az Zumar:10)
Demikianlah 25 kata-kata nasihat islami dari Al-Qur’an dan Hadits. Semoga dapat kembali mengingatkan kita kepada Allah SWT.

 وَنَفۡسٖ وَمَا سَوَّىٰهَا ٧ فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَىٰهَا ٨  قَدۡ أَفۡلَحَ مَن زَكَّىٰهَا ٩ وَقَدۡ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا ١٠
Artinya: Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. As-Syams [91]: 7-10)
Pada Ayat dari firman Allah di atas menerangkan bahwa seorang jabang bayi sudah diberikan potensi untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk sejak lahir meski kita melihat mereka dalam keadaan lemah, telanjang, tak berdaya, dan belum mempunyai kemampuan apa-apa. Sekalipun dari segi fisik bayi yang baru lahir hanya dapat menangis, namun dari segi kerohanian Allah SWT sudah membekali mereka nilai-nilai ketuhanan yang dapat mengantarkan mereka ke jalan yang benar. 

Firman Allah SWT di dalam AL-Qur’an
Renungkanlah firman Allah SWT berikut ini:
۞ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعۡفٖ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ ضَعۡفٖ قُوَّةٗ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٖ ضَعۡفٗا وَشَيۡبَةٗۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡقَدِيرُ ٥٤
Artinya: Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. Ar-Rum [30]: 54)
Dari firman Allah di atas, menerangkan bahwa manusia pada awal kelahirannya begitu lemah. Setelah menginjak usia remaja dan dewasa, manusia menjadi kuat dari segi fisik. Namun, setelah melewati masa dewasa, pada umumnya manusia kembali menjadi lemah seperti baru dilahirkan dan menjadi pikun. Hanya orang-orang tertentu yang secara mental tidak mengalami kepikunan, antara lain, mereka yang di dunia ini tidak pernah lepas dari membaca Al-Qur’an.
Secara spiritual, manusia atau dalam hal ini bayi yang baru lahir telah dibekali oleh Allah SWT potensi keilahian. Bahkan, setiap manusia pada dasarnya telah mengikat janji hanya akan menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. Hal ini dijelaskan oleh firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an berikut ini:
وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِيٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَأَشۡهَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنۡ هَٰذَا غَٰفِلِينَ ١٧٢
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (QS.A1-A’raf[7]: 172)
 Pada firman Allah SWT di atas, menerangkan kepada kita bahwa manusia  atau bayi yang baru lahir sudah mempunyai jiwa yang sempurna dan telah dibekali potensi ketuhanan sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Akan tetapi, setelah mengalami kehidupan berikutnya, atau ketika memasuki masa akil balig dan dewasa kebanyakan manusia berpaling dari jalan yang benar. Mengapa bisa begitu? Wallahu a’lam

Menyikapi Cara Berjilbab Gaul

Menyikapi Cara Berjilbab Gaul, Larangan Tabarruj

Cara berjilbab pada era modern ini semakin bermacam-macam sehingga berkembang istilah dalam cara berjilbab dengan sebutan jilbab modis, jilbab keren ada juga yang menyebutkan dengan jilbab gaul. Istilah-istilah yang muncul tentang cara berjilbab di atas, lebih sering dipakai dan digunakan dalam cara mereka berjilbab karena hal ini membuat mereka merasa bangga, lebih cantik, sesuai dengan kondisi dan kemajuan jaman. 
 
"ReadMore"
Dan lebih mirisnya lagi adalah sebagian besar dari kaum muslimin beranggapan bahwa cara berjilbab yang sesuai syariat islam adalah kuno dan tidak mengikuti trend era modern.
Bagaimanakah cara berjilbab yang seharusnya dan syar’i?
Untuk menjawabnya, marilah kita merujuk pada beberapa keterangan-keterangan yang ada pada Kitabullah Al-Qur’an al-Karim sehingga dapat memberikan kita penjelasan secara runtut dan jelas
.
Allah telah mensyariatkan hukum-hukum dalam Islam yang dikenal dalam hukum-hukum ilmu fikih Islam dalam setiap perkara. Ada hukum wajib, haram, sunnah, mubah, dll. Sehingga dengan demikian Allah swt lebih mengerti dan mengetahui segala sesuatu, setiap perkara yang akan mendatangkan kebaikan bagi setiap hamba-hamba-Nya. Allah swt juga menurunkan ayat-ayatnya serta mensyariatkan bagi hamba-Nya hukum-hukum agama Islam  yang relevan dengan keadaan dan kondisi hamba-Nya pada setiap jaman dan setiap tempat.
Firman Allah swt :
أَلَا يَعۡلَمُ مَنۡ خَلَقَ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلۡخَبِيرُ 
Artinya: Bukankah Allah Yang menciptakan (alam semesta beserta isinya) itu mengetahui (segala sesuatu); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS al-Mulk:14).
Allah swt. adalah Maha segalanya, sempurna pengetahuan-Nya, Maha mengetahui segala sesuatu. Maka dengan demikian tidak ada satu hal pun kebaikan akan luput dari pengetahuan Allah. Dan pastinya semua keutamaan sudah disyariatkan dalam agama-Nya.
Allah swt. berfirman :
قَالَ عِلۡمُهَا عِندَ رَبِّي فِي كِتَٰبٖۖ لَّا يَضِلُّ رَبِّي وَلَا يَنسَى 
Artinya: Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab, Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa (QS Thaahaa: 52).
Juga firman Allah swt yang lain:
وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيّٗا 
Artinya: dan tidaklah Tuhanmu lupa (QS Maryam: 64).
Firman Allah swt yang lain: 
۞إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ 
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS an-Nahl:90).
Dalam ayat al-Qur’an di atas, menjelaskan kepada kita hamba-Nya bahwa segala sesuatu atau perkara yang tidak diperbolehkan oleh Allah swt, atau dalam arti kata lain adalah yang setiap yang dilarang oleh Allah swt. pasti akan berakibat dan berdampak pada kerusakan dan keburukan. Dan sebaliknya segala sesuatu hal yang diperintahkan Allah swt. pasti akan membawa dampak kepada kebaikan. Dan kebaikan akan membawa kepada surga.
Ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. melalui lisan beliau adalah ajaran yang begitu indah, memerintahkan segala kebaikan untuk kemaslahatan serta ajaran yang berisi larangan-larangan dalam berbuat dosa, berbuat kerusakan dan permusuhan. 
Allah swt. memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk meraih segala kebaikan dengan jalan memenuhi  dan mentaati-Nya semua perintahnya. Allah swt memerintahkan kepada hamba-Nya untuk menjauhi segala sesuatu keburukan, mendurhakai-Nya, Syirik, berbuat maksiat. Hal ini adalah sebagai kebaikan dan anugerah dari Allah swt kepada hamba-Nya, karena Allah swt. adalah Maha Kaya (dan tidak butuh) kepada  ibadah dan ketaatan hamba-Nya.
Allah swt. menyampaikan kepada hamba-Nya melalui Islam yang dibawa oleh Nabi saw. hal-hal yang membawa segala kebaikan serta petunjuk bagi hamba-Nya untuk dilakukan dan dikerjakan, serta mengajarkan kepada hamba-Nya melalui Islam untuk menjauhi, menghindari segala keburukan dan kesesatan.
Allah swt. juga menjelaskan dalam Al-Quran bahwa Syaithan itu adalah musuh yang nyata bagi hamba-Nya sehingga hendaknya dijauhi dan untuk tidak dituruti. Allah swt. menjadikan semua kebaikan yang ada di dunia dan di akhirat akan dapat diraih dengan cara mentaati semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya serta menjauhi dan menghindari perbuatan dan perilaku maksiat.
Cara berjilbab yang diperintahkan dalam al-Qur’an
Mengenai cara berjilbab yang benar berdasarkan syariat dari Allah, Allah l berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ قُل لِّأَزۡوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّۚ ذَٰلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا 
Artinya: Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS al-Ahzaab: 59).
Dalam ayat tersebut di atas, Allah swt. menjelaskan dengan eksplisit tentang kewajiban bagi para muslimah atau kaum wanita untuk memakai jilbab. Dengan demikian memakai jilbab adalah suatu perkara yang disyari’atkan dalam Islam. Memakai jilbab menurut dalil firman Allah di atas, mempunyai tujuan dan maksud serta hikmah dari hukum syariat berjilbab adalah agar kaum wanita lebih mudah untuk dikenal, sehingga kaum muslimah disakiti atau diganggu sebagaimana keterangan-keterangan di atas.
Keterangan lain dari Syaikh Abdurrahman as-Sa'di mengatakan bahwa hal Ini menunjukkan bahwa gangguan (dari orang-orang yang berakhlak tidak baik terhadap wanita) akan muncul apabila kaum wanita tidak mengenakan jilbab yang sesuai berdasarkan syariat Islam). Hal ini disebabkan karena apabila wanita tidak mengenakan jilbab, bisa jadi orang akan menyangka bahwa wanita tersebut bukan wanita yang 'afifah (terjaga kehormatannya), sehingga hal ini dapat berakibat orang yang di dalam hatinya ada penyakit (syahwat) di dalam hatinya, maka mereka akan menyakiti, mengganggu wanita tersebut, dan bahkan melecehkan atau merendahkan wanita tersebut. Dengan demikian, cara memakai jilbab atau cara berjilbab yang benar yaitu sesuai dengan syariat Islam  akan  dapat mencegah  muncul atau timbulnya  keinginan-keinginan yang buruk pada diri  wanita   dari orang-orang yang berpenyakit syahwat atau mempunyai niat buruk terhadap mereka.
Dalam dalil firman Allah yang lain,  Allah swt. berfirman:
وَإِذَا سَأَلۡتُمُوهُنَّ مَتَٰعٗا فَسَۡٔلُوهُنَّ مِن وَرَآءِ حِجَابٖۚ ذَٰلِكُمۡ أَطۡهَرُ لِقُلُوبِكُمۡ وَقُلُوبِهِنَّ 
Artinya: Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. (QS. Al-Ahzab: 53)
Keterangan dari Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu asy-Syaikh, beliau mengatakan: “(Dalam ayat ini)  Allah menyifati hijab/tabir sebagai kesucian bagi hati orang-orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan, karena mata manusia apabila tidak melihat sesuatu yang mengundang syahwat, karena terhalangi hijab/tabir maka hati mereka tidak akan berhasrat buruk. Oleh sebab itu, dalam kondisi seperti ini hati manusia akan lebih suci, sehingga peluang tidak timbulnya fitnah atau kerusakan pun menjadi lebih besar, karena hijab/tabir akan benar-benar dapat mencegah timbulnya keinginan-keinginan buruk dari mereka yang mempunyai penyakit di dalam hatinya.
Wajib diyakini bahwa setiap perbuatan, hal, perkara yang bertentangan dengan ketentuan Allah swt. pasti akan menyebabkan timbulnya berbagai keburukan dan kerusakan bagi kaum perempuan dan bahkan terhadap kaum muslimin secara keseluruhan. Oleh sebab itu, Allah swt.  melarang keras perbuatan tabarruj.Perbuatan tabarruj adalah perbuatan dengan sengaja menampakkan kecantikan dan perhiasan ketika berada di luar rumah. bagi kaum perempuan dan menyerupakannya dengan perbuatan wanita di jaman Jahiliyah. 
Dalil firman Allah swt. dalam Al-Qur’an yang berbunyi:
وَقَرۡنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ ٱلۡأُولَىٰۖ 
Artinya: dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang. (QS al- Ahzaab:33).
Bagaiamana kaum Muslimah mengambil sikap dalam cara berjilbab?
Berdasarkan penjelasan dari firman-firman Allah dalam AL-Qur’an dan juga keterangan-keterangan di atas, maka kita sebagai Muslim yang beriman kepada Allah, berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi saw. serta kebenaran agama Allah swt, maka wajiblah bagi kita kaum muslimin untuk meyakini bahwa semua dan setiap hukum, aturan yang ditetapkan oleh Allah swt. dalam ajaran Islam tentang cara berpakaian dan cara berjilbab dan perhiasan bagi kaum wanita muslimah adalah demi dan untuk kebaikan serta untuk menjaga kesucian dan kehormatan wanita.
Suatu contoh Allah swt mensyari’atkan jilbab yaitu pakaian yang menutupi seluruh aurat wanita secara sempurna ketika mereka keluar rumah dan hijab adalah salah satunya bertujuan baik untuk kemaslahatan melindungi wanita dari pandangan laki-laki yang bukan muhrimnya. Keduanya yaitu berjilbab dan hijab adalah bertujuan sangat mulia untuk kebaikan serta menjaga kesucian bagi kaum wanita.
Bagaimana sikap anda? Inginkah anda mengenakan pakaian, berjilbab, berhijab dengan tujuan terlihat modis, jilbab gaul, jilbab keren, jilbab modis? Ingatlah aturan hukum Islam dalam cara berjilbab dan larangan tabarruj.

Cinta dan Ibadah, Cinta Sebagai Fondasi Ibadah

Cinta dan Ibadah, Cinta Sebagai Fondasi Ibadah

Mengapa kita harus menjadikan cinta sebagai fondasi dasar dalam beribadah kepada Allah swt.? Banyak sekali ungkapan yang dapat disebutkan untuk menyebut kata cinta. Cinta bisa diibaratkan sebagai cahaya, dimana apabila tidak ada cinta dalam hati seseorang, maka dia bagaikan kegelapan. Cinta itu adalah kehidupan, ketika cinta itu hilang dari diri seseorang, maka dia bagaikan hidup dalam kematian. Cinta adalah kenikmatan, apabila seseorang tidak dapat meraih dan mendapatkan cinta maka hidupnya penuh dengan kegelisahan. Cinta adalah sebagai obat penawar, apabila hati tidak ada cinta, maka hati akan terkena penyakit.

Perlu kita ketahui dalam bahasan yang lalu bahwa cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang menuju ke surga. Cinta-Nya Allah swt. kepada hamba-Nya yaitu manusia pasti tidak akan terpisah dari cinta hamba-Nya kepada Allah swt.

Firman Allah swt. dalam Al-Quran al-Karim:


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ فَسَوۡفَ يَأۡتِي ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ يُحِبُّهُمۡ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ يُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَآئِمٖۚ ذَٰلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ 

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (QS. al-Maidah: 54) .
 Setiap orang mukmin hendaknya dan seharusnya serta wajib mencintai Allah dan Rasulullah Muhammad saw. melebihi cintanya kepada apapun. Orang yang beriman akan mencintai Allah swt tanpa mengharapkan pamrih. Cinta orang mukmin adalah cinta yang lahirnya dari mengetahui sifat-sifat Allah swt serta bukti-bukti yang diyakini.

Di dalam Al-Qur’an banyak sekali disebutkan tentang cinta (hubb) yang diturunkan kelasnya sebanyak 83 kali. Sedangkan lawan kata cinta yaitu benci (bugd-bagda’) yang diturunkan kelasnya sebanyak 5 kali. Kata yang mendekati kata bugd adalah sukht yang disebut sebanyak 4 kali, lawan katanya adalah Ridha, yang terulang sebanyak 73 kali. Kata Hubb serta mahabbah adalah kata yang seakar dengan habb yang diartikan inti atau biji. Hubb disebut juga habbat al-qalb yang artinya inti hati atau biji, karena kemiripan aktifitasnya.

Tentang kata cinta, Di dalam Kitabullah al-Qur’an dalam beberapa surat antara lain sebagai berikut :

Surat Ar-Rum ayat 21


وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٰجٗا لِّتَسۡكُنُوٓاْ إِلَيۡهَا وَجَعَلَ بَيۡنَكُم مَّوَدَّةٗ وَرَحۡمَةً

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih (mawaddah) dan sayang (rahmah). (QS. Ar-Rum: 21)

Juga dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 30

وَقَالَ نِسۡوَةٞ فِي ٱلۡمَدِينَةِ ٱمۡرَأَتُ ٱلۡعَزِيزِ تُرَٰوِدُ فَتَىٰهَا عَن نَّفۡسِهِۦۖ قَدۡ شَغَفَهَا حُبًّاۖ إِنَّا لَنَرَىٰهَا فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ

Artinya: Dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata. (QS. Yusuf: 30)

Dalam surat An-Nisa’: 129

وَلَن تَسۡتَطِيعُوٓاْ أَن تَعۡدِلُواْ بَيۡنَ ٱلنِّسَآءِ وَلَوۡ حَرَصۡتُمۡۖ فَلَا تَمِيلُواْ كُلَّ ٱلۡمَيۡلِ فَتَذَرُوهَا كَٱلۡمُعَلَّقَةِۚ

Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung.(QS. AN-Nisa’: 129)

Dalam beberapa ayat di atas, dalam surat Ar-Rum ayat 21 dipaparkan bahwa perasaan cinta di antara laki-laki dan perempuan disebut dengan mawaddah yang artinya rasa kasih dan rahmah yang artinya sayang. Sedangkan dalam surat Yusuf ayat 30, dinyatakan dengan kata syaghafa dan hubb- mahabbah. Dan dalam surat An-nisa ayat 129 cinta dinyatakan dalam kata mail. Istilah yang berbeda-beda tersebut menunjukkan pada mendalam dan ragam atau macam-macam cinta.

Dimensi Cinta

Makna cinta mempunyai berbagai macam arti yang begitu mendalam dan luas. Dalam bahasa arab, cinta dikelompokkan ke dalam 3 bagian karakteristik. Kelompok pertama adalah ta’dzim (apresiatif), kelompok karakteristik kedua adalah ihtimaman (penuh perhatian) dan kelompok karakteristik ketiga adalah mahabbah (cinta). Ketiga kelompok karakteristik tersebut menjadi satu dalam ungkapan mahabbah, orangnya disebut sebagai mahbub, habibah atau habib.

Secara khusus, terdapat 60 macam cinta dalam bahasa arab. Seperti contohnya gharam, hilm yang artinya asmara, ‘isyqun yang artinya asyik, lahf, syauq, wajd dan lain sebagainya. Sedangkan di dalam Al-Qur’an hanya menyebut cinta dalam 6 istilah atau pengertian.

Dalam ilmu tasawuf (ilmu yang mempelajari bagaimana bertindak dan berperilaku agar selalu berada dalam kehadiran Allah dengan cara menjernihkan akhlak, mensucikan jiwa, membangun lahir dan batin untuk memperoleh kebahagiaan allah yang hakiki dengan jalan ilmu, amal dan akhirnya karunia Allah swt).

Dalam ilmu tasawuf, kecintaan kepada sang khaliq Allah swt. adalah merupakan puncak semua maqam (tingkat atau tahapan seseorang dalam pencapaian ibadah), dan puncak atau akhir dari perjalanan manusia. Setelah cinta atau mahabbah, maka tidak ada lagi maqam yang lain kecuali buah atau hasil dari mahabbah itu sendiri. Seperti istilah syauq atau kerinduan, uns atau kemesraan, dan ridha. Tidak ada maqam sebelum cinta atau mahabbah kecuali pengantar-pengantar kepada maqam ini, seperti sabar, taubat dan zuhud (menjauhi keduniaan).

Meskipun terminasi kata ‘isyq tidak ada di dalam al-Qur’an, akan tetapi para ahli ilmu tasawuf memberikan pandangan bahwa perkataan tersebut tidak berlawanan arti dengan mahabbah. Menurut Rumi’, ‘Isyq adalah mahabbah dalam tingkatan yang lebih tinggi dan membakar kerinduan atau rasa rindu dari seseorang sehingga dia bersedia menempuh perjalanan yang jauh untuk bertemu dengan kekasihnya.

Hubungan cinta dan ibadah kepada Allah swt.

Kita telah ketahui arti dan makna cinta yang  mempunyai berbagai macam dimensi. Cinta bagaikan cahaya, tanpanya maka hati seseorang akan gelap. Cinta adalah kehidupan, tanpa cinta dalam hati seseorang, maka dia bagaikan hidup dalam kematian. Cinta itu kenikmatan, jika tidak mendapatkan cinta maka hidupnya penuh dengan kegelisahan. Cinta itu obat penawar, jika hati tidak ada cinta, maka hati akan terkena penyakit.

Oleh sebab itu, hendaknya kita dalam melakukan sesuatu hal adalah didasarkan karena karena Cinta kepada Allah dan hanya mengharapkan ridhanya. Dengan demikian, tentunya kita akan melakukan apapun yang diperintahkan oleh Allah swt. serta menjauhi semua larangan-larangan-Nya hanya karena Allah swt. dan cinta karena Allah.

Keburukan dan Ancaman Memperlihatkan Kecantikan

Keburukan dan Ancaman Memperlihatkan Kecantikan 

 
Para sahabat ajaran Islam yang dimuliakan Allah, pada bahasan yang lalu telah dipaparkan tentang larangan memperlihatkan kecantikan atau tabbaruj dalam islam, dapat anda baca pada artikel tentang larangan memperlihatkan kecantikan/tabarruj. Pada bahasan kali ini, akan diuraikan perihal keburukan dan ancaman keras bagi para wanita yang memperlihatkan kecantikan atau tabarruj.
Mengawali bahasan ini, mari kita simak sebuah dalil hadits Nabi saw. yang diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash. Nabi Muhammad saw. bersabda yang artinya:
“Akan ada di akhir nanti umatku wanita-wanita yang berpakaian (namun) telanjang, di atas kepala mereka (ada perhiasan) seperti punuk unta, laknatlah mereka karena memang mereka itu terlaknat (dijauhkan dari Allah swt). (HR. Ath-Thabrani dalam kitab al-Mu’jamush shagiir) Mereka tidak akan masuk surga dan tidak dapat mencium bau (wangi)nya, padahal sungguh wanginya dapat dicium dari jarak sekian dan sekian. (HR. Muslim). Hadits Sahih
Terhalang dan tidak masuk surga bagi pelaku tabarruj
Berdasar dari dalil hadits Nabi saw. di atas, apabila kita refleksikan dalam kehidupan di era modern sekarang dimana banyak sekali kreasi-kreasi dalam penggunaan dan pemakaian hijab mungkin hal yang demikian telah banyak terjadi. Berjilbab namum berpakaian ketat seperti telanjang (hanya membungkus kulit dan terlihat lekuk-lekuk tubuh), berjilbab dengan sanggul di kepala yang besar sehingga terlihat seperti punuk unta, dan aneka kreasi jilbab gaul yang tidak sesuai syariat Islam atau Syar’i
24 Gaya Hijab Syar'i Edisi Bahasa Indonesia
Dalam keterangan dalil hadits di atas tampak jelas akan adanya ancaman keras dari perbuatan tabarruj atau memperlihatkan kecantikan yaitu dengan ancaman tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium bau surga. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa tabarruj adalah merupakan dosa besar yaitu dosa-dosa yang diancam oleh Allah swt. dengan laknat, kemurkaan dan ditempatkan ke dalam neraka atau terhalang masuk ke dalam surga.
Baca juga 
Gambaran surga dan neraka dalam al-Qur’an 
Tujuh pintu neraka jahanam dan penghuninya. 
Dari penjelasan di atas, maka dapat kita garis bawahi bahwa tabarruj atau memperlihatkan kecantikan itu hukumnya haram. Hal ini juga dijelaskan oleh seorang imam besar yaitu Imam Ash-Shan’ani dalam kitab Hiraasatul fadhiilah halaman 107 s.d 108. Juga dijelaskan oleh Imam al-Qadhi al-Yahshubi berdasarkan dengan dalil hadits d atas, beliau menyatakan dalam kitabnya al-Mu’lim Syarhu Shahiihi Muslim menyatakan bahwa tabarruj adalah dosa besar.
Tabarruj merupakan sunnah jahiliyah
Keburukan dan ancaman yang kedua dari tabarruj atau memperlihatkan kecantikan kepada umum bahwa tabarruj adalah merupakan sunnah jahiliyah.
Firman Allah swt. dalam Kitabullah Al-Qur’an yang berbunyi:
 
  
وَقَرۡنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ ٱلۡأُولَىٰۖ
 
Artinya: dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu. (QS. Al-Ahzab: 33)
Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada kitab al-Hijaabu wa fadha-iluhu halaman 4 s.d. 6 dan kitab al-‘Ajabul ‘ujaab fi asykaalil hijaab halaman 79 s.d. 80.
Tabarruj sangat berkaitan dengan dosa Zina,  syirik, mencuri dan dosa besar lainnya.
Dari tabarruj atau memperlihatkan kecantikan inilah inilah bisa melahirkan timbulnya dosa besar lainnya seperti perbuatan zina baik zina pikiran, zina mata maupun perbuatan zina lahiriah serta perbuatan dosa-dosa besar lainnya. Oleh sebab itu Nabi Muhammad Rasulullah saw. menjadikan salah satu syarat untuk membai’at wanita muslimah dengan meninggalkan perbuatan tabarruj.
Dalam sebuah dalil hadits Nabi dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash, beliau berkata: Umaimah bintu Quqaiqah datang bertemu kepada Nabi untuk membai’at beliau atas agama Islam. Kemudian Nabi sawl bersabda: Aku membai’at kamu atas dasar kamu tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anakmu, tidak berbuat bohong yang kamu ada-adakan antara kedua tangan dan kakimu, tidak meratapi mayat, dan tidak melakukan tabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita jahiliyah yang dahulu. (HR Ahmad dan al-Hakim), Hadits sahih oleh imam al-Hakim, adz-Dzahabi dan syaikh al- Albani dalam kitab Jilbaabul mar-atil muslimah halaman 119.
Kebinasaan bagi wanita pelaku tabarruj
Pelaku tabarruj mendapat ancaman dengan kebinasaan bagi para wanita pelaku tabarruj. Hal ini sesuai dengan dalil sabda Nabi Muhammad saw. yang artiya:
Ada tiga golongan manusia yang jangan kamu tanyakan tentang mereka (karena mereka akan ditimpa kebinasaan besar yaitu orang yang meninggalkan jamaah (kaum muslimin) dan memberontak kepada imamnya (pemerintah/penguasa) lalu dia mati dalam keadaan seperti itu, budah laki-laki atau wanita yang lari (dari majikannya) lalu dia mati (dalam keadaan itu), dan seorang wanita yang ketika suaminya tidak berada di rumah (dalam keadaan) telah dicukupkan keperluan hidupnya, lalu dia melakukan tabarruj setelah itu, maka jangan tanyakan tentang mereka ini. (HR Ahmad. dinyatakan hadits hasan oleh syaikh al-Albani  dalam  kitab  Jilbaabul  mar-atil  muslimah)
Keburukan-keburukan tabarruj yang lain
Perbuatan dan tindakan tabarruj yang dilakukan oleh para kaum wanita adalah merupakan salah satu sababiyah atau penyebab yang menjadikan mayoritas kaum wanita termasuk penghuni Neraka, na’uudzu billahi  min  dzaalik lihat keterangan lebih lengkap pada Keterangan dari Syaikh al-Albani dalam kitab Jilbaabul mar-atil muslimah halaan 232.
Dalam kitabnya Al-Hijaabu wa fadha-iluhu Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu asy-Syaikh menerangkan secara spesifik keburukan-keburukan dari perbuatan tabarruj dengan berdasarkan dalil-dalil dari Hadits Nabi dan juga Al-Qur’an yang antara lain sebagai berikut:
Perbuatan dan tindakan Tabarruj akan mendapatkan laknat dari Allah serta dijauhkan dari rahmat Allah swt. sebagaimana dalil Hadits sabda Nabi yang artinya: Akan ada di akhir umatku (nanti) wanita-wanita yang berpakaian (tapi) telanjang, di atas kepala mereka (ada perhiasan) seperti punuk unta, laknatlah mereka karena (memang) mereka itu terlaknat (dijauhkan dari rahmat Allah). (HR  ath-Thabrani – sanadnya dinyatakan sahih oleh  syaikh  al-Albani)
  • Memperlihatkan kecantikan atau Tabarruj merupakan perbuatan dan tindakan maksiat kepada Allah swt. dan Rasul-Nya, sebagaimana penjelasan dari dalil-dalil di atas.
  • Perbuatan Tabarruj adalah sifat wanita penghuni Nereka. Dalil hadits sabda Nabi Muhammad saw. yang artinya:

Ada dua golongan termasuk penghuni Neraka yang aku belum melihat mereka: (pertama) orang-orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi, (digunakan) untuk memukul/menyiksa manusia, (kedua) wanita-wanita yang berpakaian (tapi) telanjang). (HR. Muslim)
  • Perbuatan Tabarruj akan membawa pelakunya kepada kegelapan dan kesuraman kelak hari kiamat. 

  • Tindakan Tabarruj adalah perbuatan dan tindakan yang keji atau fahisyah. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan secara harfiyah arti kata dari wanita adalah aurat, oleh sebab itu menampakkan aurat adalah termasuk perbuatan yang keji dan dimurkai oleh Allah swt., Syaithanlah yang selalu menggoda dan membujuk rayu serta menyuruh manusia untuk melakukan  perbuatan yang  keji. 

Dalam Al-Qur’an Allah swt. telah berfirman:
إِنَّمَا يَأۡمُرُكُم بِٱلسُّوٓءِ وَٱلۡفَحۡشَآءِ وَأَن تَقُولُواْ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ 
Artinya: Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui. (QS al-Baqarah: 169).
  • Perilaku dan tindakan Tabarruj adalah sunnah yang dari Syaitan. Karena mereka berusaha dengan keras untuk membuka aurat wanita dan menyingkap hijab mereka, oleh sebab itu tabarruj adalah merupakan target utama (tipu daya) dari syaitan. 

Sebagaimana dalil Firman Allah swt. dalam al-Qur’an:
يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ لَا يَفۡتِنَنَّكُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ كَمَآ أَخۡرَجَ أَبَوَيۡكُم مِّنَ ٱلۡجَنَّةِ يَنزِعُ عَنۡهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوۡءَٰتِهِمَآۚ إِنَّهُۥ يَرَىٰكُمۡ هُوَ وَقَبِيلُهُۥ مِنۡ حَيۡثُ لَا تَرَوۡنَهُمۡۗ إِنَّا جَعَلۡنَا ٱلشَّيَٰطِينَ أَوۡلِيَآءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ 
Artinya: Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS al-A’raaf: 27).
  • Perilaku memperlihatkan kecantikan atau Tabarruj adalah suatu metode penyesatan orang- orang Yahudi. Karena mereka berperan besar dalam usaha untuk merusak tatanan kehidupan manusia dengan cara memperlihatkan kecantikan wanita dan fitnah, dan mereka sangat berpengalaman dalam bidang ini. 

Sebagaimana dalil sabda Nabi saw. :
Takutlah kalian kepada (fitnah) dunia, dan takutlah kepada (fitnah) wanita, karena sesungguhnya fitnah pertama yang melanda Bani Israil adalah tentang wanita. (HR. Muslim)
Demikianlah penjelasan yang diambil dari berbagai sumber dalil yaitu al-Qur’an, dalil hadits Nabi, para imam yang menerangkan dan menjelaskan berbagai ancaman dan keburukan dari perilaku tabarruj atau memperlihatkan kecantikan. Tabarruj adalah perilaku yang dilarang dalam Islam, tabarruj merupakan penyesatan, tabarruj adalah sunnah dari setan. Tabarruj hanya akan membawa kepada neraka dan terhalang masuk ke dalam surga. Masihkah anda ingin melakukannya?
 

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Dalil ucapan menjelang akhir bulan ramadhan

 Dalil ucapan menjelang akhir bulan ramadhan Postingan kali ini menguraikan selintas mengenai dalil ucapan menjelang akhir bulan ramadhan ...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Pengikut

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Translate

Recent In Internet

JADWAL SHOLAT


jadwal-sholat

Theme Support

Adbox

Media Sosial

Facebook Google Plus LinkedIn Pinterest