Harakat (Arab: حركات, dibaca harakaat) atau yang
disebut juga tanda tasykil merupakan tanda baca atau diakritik yang
ditempatkan pada huruf Arab untuk memperjelas gerakan dan pengucapan
huruf tersebut. Dalam membaca al-quran, wajib hukumnya bagi mereka yang sudah akil baligh untuk menggunakan tanda baca alquran.
Harakat digunakan untuk mempermudah cara melapazkan huruf dalam tiap
ayat Al Quran bagi seseorang yang baru belajar dan memahami atau
mengenal tanda baca dalam membaca dan melapazkan Al Quran.
Tulisan Al Quran atau yang biasa dikenal sebagai tulisan Arab sering
kitat temui tak hanya pada Kitab suci Al Quran saja, namun terdapat juga
pada buku cerita anak-anak, buku pendidikan yang bernapaskan islami
terdapat tulisan Arab. Walaupun dalam penulisannya tidak menggunakan
harakat, karena pada umumnya sudah mengenal dan mengetahui huruf harakat
meski tidak diberi tanda, ketika membaca akan seperti timbul suara
penekanan pada tulisan Arab tertentu terutama pada kata yang tidak biasa
digunakan guna menghindari kesalah dalam membaca.
– Contoh tulisan arab tanpa harakat :
قل اعوذ برب الناس
dibaca : qul a’uudzu birabbin naasi
– Contoh tulisan Arab dengan berharakat :
قـُلْ ٲعُوْذ ُبـِرَبِّ ٱلنـّٰاسِ
dibaca : qul a’uudzu birabbin naasi
Selain itu adapula macam-macam tanda baca lainnya atau macam harakat, diantaranya adalah :
1. Fathah
Fathah (فتحة) adalah harakat yang berbentuk seperti garis horizontal kecil atau tanda petik ( ٰ )
yang berada di atas suatu huruf Arab yang melambangkan fonem (a).
Secara harfiah, fathah itu sendiri berarti membuka, layaknya membuka
mulut saat mengucapkan fonem (a). Ketika suatu huruf diberi harakat
fathah, maka huruf tersebut akan berbunyi (-a), contonya huruf lam (ل ) diberi harakat fathah menjadi “la” (لَ ). Cara melafazkannya ujung lidah menempel pada dinding mulut
2. Alif Khanjariah
Tanda huruf ALif Khanjariah sama halnya dengan Fathah, yang juga ditulis layaknya garis vertikal seperti huruf alif kecil ( ٰ )
yang diletakkan diatas atau disamping kiri suatu huruf Arab, yang
disebut dengan mad fathah atau alif khanjariah yang melambangkan fonem
(a) yang dibaca agak panjang. Sebuah huruf berharakat fathah jika
diikuti oleh Alif (ا) juga melambangkan fonem (-a) yang dibaca panjang. Contohnya pada kata “laa” (لاَ) dibaca dua harakat.
3. Kasrah
Kasrah (كسرة) adalah harakat yang membentuk layaknya garis horizontal kecil ( ِ )
tanda baca yang diletakkan di bawah suatu huruf arab, harakat kasrah
melambangkan fonem (i). Secara harfiah, kasrah bermakna melanggar.
Ketika suatu huruf diberi harakat kasrah, maka huruf tersebut akan
berbunyi (-i), contonya huruf lam (ل) diberi harakat kasrah menjadi (li) (لِ).
Sebuah huruf yang berharakat kasrah jika bertemu dengan huruf “ya” (ي ) maka akan melambangkan fonem (-i) yang dibaca panjang. Contohnya pada kata ” lii ” ( لي) dibaca 2 harakat.
4. Dammah
Dammah (ضمة) adalah harakat yang berbentuk layaknya huruf ” waw “( wau) (و) kecil yang diletakkan di atas suatu huruf arab ( ُ ),
harakat dammah melambangkan fonem (u). Ketika suatu huruf diberi
harakat dammah, maka huruf tersebut akan berbunyi (-u), contonya huruf ” lam ” (ل) diberi harakat dammah menjadi (lu) (لُ).
Sebuah huruf yang berharakat dammah jika bertemu dengan huruf “waw” (و ) maka akan melambangkan fonem (-u) yang dibaca panjang. Contohnya pada kata (luu) (لـُو).
5. Sukun ( hara’kat )
Sukun (سکون) adalah harakat yang berbentuk bulat layaknya huruf “ha” (ه)
yang ditulis di atas suatu huruf Arab. Tanda bacanya bila ditulis
seperti huruf (o) kecil yang bentuknya agak sedikit pipih. Harakat sukun
melambangkan fonem konsonan atau huruf mati dari suatu huruf, misalkan
pada kata “mad” (مـَدْ) yang terdiri dari huruf mim yang berharakat sehingga menghasilkan bunyi fathah (مَ) dibaca “ma”, dan diikuti dengan huruf “dal” (دْ) yang berharakat sukun yang menghasilkan konsonan atau bunyi (d) sehingga dibaca menjadi “mad” (مـَدْ).
Harakat sukun juga misa menghasilkan bunyi diftong, seperti (au) dan (ai), cotohnya pada kata (نـَوْمُ) yang berbunyi (naum)u)) yang berarti tidur, dan juga pada kata (لَـيْن) yang berbunyi (lain) yang berati lain atau berbeda.
6. Tasydid
Tasydid ( تشديد) atau yang disebut syaddah ( شدة) adalah harakat yang bentuk hurufnya (w) yang diberi atau seperti kepala dari huruf “sin” (س) yang diletakkan di atas huruf arab (ّ )
yang letaknya diatas suatu huruf Arab. Harakat tasydid melambangkan
penekanan pada suatu konsonan yang dituliskan dengan simbol konsonan
ganda, sebagai contoh pada kata ( شـَـدَّةٌ) yang berbunyi (syaddah) yang terdiri dari huruf syin yang berharakat fathah (ش) yang kemudian dibaca (sya), diikuti dengan huruf “dal “yang berharakat tasydid fathah ( دَّ) yang menghasilkan bunyi (dda), diikuti pula dengan ta marbuta ( ةٌ) di akhir kata yang menghasilkan bunyi (h), sehingga menjadi (syaddah).
7. Tanwin
Tanwin (bahasa Arab: التنوين, “at tanwiin”) adalah
tanda baca (diakritik) harakat pada tulisan Arab untuk menyatakan bahwa
huruf pada akhir kata tersebut diucapkan layaknya bertemu dengan huruf
nun mati.
8. Wasal
Wasal (bahasa Arab: وصلة, dibaca: washlat)
adalah tanda baca atau diakritik yang dituliskan pada huruf Arab yang
biasa dituliskan di atas huruf alif atau yang disebut juga dengan Alif
wasal. Secara ilmu tajwid, wasal berarti meneruskan tanpa mewaqafkan
atau menghentikan bacaan.
Harakat wasal selalu berada di permulaan kata dan tidak dilafazkan
apabila berada di tengah-tengah kalimat, namun akan berbunyi layaknya
huruf hamzah apabila dibaca di awal kalimat.
Contoh alif wasal:
ٱهدنا ٱلصرط
“ihdinas shiraat”
Bacaan tersebut memiliki dua alif wasal, yang pertama pada lafaz
“ihdinaa” dan “as shiraat” yang manakala kedua lafaz tersebut diwasalkan
atau dirangkaikan dalam pembacaannya maka akan dibaca “ihdinas shiraat”
dengan menghilangkan pembacaan alif wasal pada kata “as shiraat”.
Lihat contoh berikut dibawah ini :
نستعين ٱهدنا ٱلصرط
“nasta’iinuh dinas shiraat”
Bacaan di atas terdiri dari kata “nasta’iin”, “ihdinaa dan as
shiraat”, dengan mewasalkan lafaz “ihdina” dengan lafaz sebelumnya,
sehingga menghasilkan lafaz “nasta’iinuh dinaa”, dengan mewasalkan lafaz
“as shiraat” dengan lafaz sebelumnya, maka akan menghasilkan lafaz
“nasta’iinuh dinas shiraat”.
Alif wasal lebih sering dijumpai bersamaan dengan huruf lam atau yang
disebut juga dengan alif lam makrifah pada lafaz dalam bahasa Arab yang
mengacu kepada kata yang bersifat isim atau nama.
Contoh alif wasal dalam alif lam makrifah:
ٱلصرط
“as shiraat”
ٱلبقرة
“al baqarah”
ٱلإنسان
“al insaan”
9. Waqaf
Waqaf dari sudut bahasa artinya berhenti atau menahan, manakala dari
sudut istilah tajwid ialah menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan
suara di akhir perkataan untuk bernapas dengan niat ingin menyambungkan
kembali bacaan. Waqaf dibagi menjadi 4 jenis, diantaranya :
– ﺗﺂﻡّ (taamm) – waqaf sempurna – yaitu mewaqafkan
atau memberhentikan pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak
memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak mempengaruhi
arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan
atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya.
– ﻛﺎﻒ (kaaf) – waqaf memadai – yaitu mewaqafkan atau
memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tidak memutuskan di
tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih berkaitan
makna dan arti dari ayat sesudahnya.
– ﺣﺴﻦ (Hasan) – waqaf baik – yaitu mewaqafkan bacaan
atau ayat tanpa mempengaruhi makna atau arti, namun bacaan tersebut
masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya.
– ﻗﺒﻴﺢ (Qabiih) – waqaf buruk – yaitu mewaqafkan
atau memberhentikan bacaan secara tidak sempurna atau memberhentikan
bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari karena bacaan
yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang
lain.
Tanda-tanda waqaf
– Tanda mim ( مـ ) disebut juga dengan Waqaf Lazim.
yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf
Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat sempurna dan
tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( م ), memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya.
– tanda tho ( ﻁ ) adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.
– tanda jim ( ﺝ ) adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
– tanda zha ( ﻇ ) bermaksud lebih baik tidak berhenti
– tanda sad ( ﺹ ) disebut juga dengan Waqaf
Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun
diperbolehkan berhenti saat darurat tetapi tidak mengubah makna.
Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam
kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad
– tanda sad-lam-ya’ ( ﺻﻠﮯ ) merupakan singkatan dari
“Al-wasl Awlaa” yang bermakna “wasal atau meneruskan bacaan adalah
lebih baik”, maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah
lebih baik
– tanda qaf ( ﻕ ) merupakan singkatan dari “Qeela
alayhil waqf” yang bermakna “telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf
sebelumnya”, maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh
diwaqafkan.
– tanda sad-lam ( ﺼﻞ ) merupakan singkatan dari “Qad
yoosalu” yang bermakna “kadang kala boleh diwasalkan”, maka dari itu
lebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan.
– tanda Qif ( ﻗﻴﻒ ) bermaksud berhenti! yakni lebih
diutamakan untuk berhenti. Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat
yang biasanya pembaca akan meneruskannya tanpa berhenti.
– tanda sin ( س ) atau tanda Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ )
menandakan berhenti seketika tanpa mengambil napas. Dengan kata lain,
pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk
meneruskan bacaan.
– tanda Waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ ) bermaksud sama seperti waqaf saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ), namun harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas
– tanda Laa ( ﻻ ) bermaksud “Jangan berhenti!”.
Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung maupun pertengahan ayat.
Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti
dan jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti
atau tidak.
– tanda kaf ( ﻙ ) merupakan singkatan dari
“Kathaalik” yang bermakna “serupa”. Dengan kata lain, makna dari waqaf
ini serupa dengan waqaf yang sebelumnya muncul.
– tanda bertitik tiga ( … …) yang disebut sebagai
Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta’anuq (Terikat). Waqaf ini akan muncul
sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus
berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda
pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.
Beberapa tanda baca alquran diatas, wajib dipelajari oleh mereka
para muslim, karena jika tanda baca salah maka untuk pengertian dari isi
ayat atau bacaan alquran tersebut akan menjadi salah.
Popular Posts
-
Pengetahuan kali ini didapat dari sebuah acara makan-makan bersama-sama teman, pengetahuan yang baru saya dapatkan adalah ternyata tangkai ...
-
Hakikat, Cara Bersalaman-Berjabat Tangan yang Islami Berjabat tangan Atau Bersalaman seringdilakukanantara satu orang dengan oran...
-
Lakukan trik ini sebelum tidur malam ini dan hilangkan 1 kg lemak perut besok pagi! “Mama, kenapa perut mama buncit?” kata ...
-
Kelahiran Bayi Membawa Potensi Anugerah Ilahi Dalam ajaran dan pandangan Islam setiap bayi yang lahir ke dunia adalah suci, bersih...
-
Cara Mengoptimalkan Keutamaan Bulan Puasa Ramadhan Bulan puasa ramadhan adalah salah satu bulan yang istimewa dalam ajaran Islam. Keisti...
-
Dalil ucapan menjelang akhir bulan ramadhan Postingan kali ini menguraikan selintas mengenai dalil ucapan menjelang akhir bulan ramadhan ...
-
Kewajiban suami dan Istri dalam Syariat Islam Islam menganjurkan setiap pemeluknya untuk menikah sebagaimana pada bahasan artikel a...
-
9 Rahasia hidup sehat Nabi SAW 9 Rahasia hidup sehat Nabi SAW merupakan sesuatu yang perlu dicoba bagi umat Muslim. Kesehatan bisa dibi...
-
Dalil Ucapan Lebaran Hari Raya Idul Fitri Berdasarkan keterangan paling sohih bersumber dari dalil Hadits Nabi Nabi ternyata ucapan do...
-
Cara Mencapai Tujuan Hakiki dari Puasa Ibadah puasa mempunyai implikasi yang sangat signifikan dalam berbagai hal. Implikasi ters...
Recent Posts
Unordered List
Alimeun Lima
Blog Archive
Dalil ucapan menjelang akhir bulan ramadhan
Dalil ucapan menjelang akhir bulan ramadhan Postingan kali ini menguraikan selintas mengenai dalil ucapan menjelang akhir bulan ramadhan ...
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjunganya